Ada dua buku judulnya sama: SERIBU TAHUN CAHAYA. Gw pinjem dan baca pindai kedua buku tersebut. Mana yang lebih bagus untuk dibaca? Kita lihat saja di TKP!

Seribu Tahun Cahaya, karya Mad Soleh

ISBN 978-9-79194-420-5

CATATAN: Ini sepertinya self-published (tapi ada nama penerbit, keknya buat nerbitin buku ini) soalnya link ke penerbitnya itu dari website Multiply (yang udah qo’id itu), tapi ada email, coba kalo bisa gw beli ebooknya LANGSUNG biar gw bisa baca di rumah gitu…

Seperti biasanya, sinopsis: Tahun 2100. Indonesia meluncurkan kapal Garuda Pancasila I, yang membawa misi berawak pertama negara ke luar angkasa. Para awak pergi untuk menginvestigasi dan mengkolonisasi sebuah planet mirip-Bumi yang jauh sekali… Inilah kisah perjalanan para awak tersebut. also: what if RIS balik lagi?

Awalnya saat dibaca kek fik-il serius. Tapi udah masuk pengenalan tokoh, namanya udah mulai lucu-lucu lah. (Mau tau salah satu nama tokohnya? John Lemon.) Lalu, beberapa bab kemudian…

ini baru fik-il komedi, reaksi gw. Kalo penulisnya mau lanjut terus, gw pastiin ini bisa jadi Hitchhikers’ Guide to the Galaxy versi Karya Anak Bangsa(tm).

You see, ada bagian yang sengaja tulisannya dimodelin jadi bentuk jam pasir lol. Dan banyak nama brand/tempat/dll yang ada ddn yang diplesetin ama penulis. Negara Tanpa Merica lah, “NASA berganti nama jadi NASA dot kom!” lah, dll,,,

Gw cukup seneng ama novel fik-il komedi ini. 7/10 imo. Tiga bintang hilang karena gak sesuai sinopsis diatas (ini lebih ke slice-of-life sf comedy sih)

Ya, karena memang separuh dari hidup kita adalah ironi, dan separuhnya lagi adalah humor.

Seribu Tahun Cahaya, karya Lia Heliana

Kalo diatas fik-il komedi, yang ini: fik-il islami. Gak kek fik-il yang ada katolik-katoliknya kek A Case of Conscience nya James Blish ato A Canticle for Leibowitz nya Walter Miller (“dwitunggal fik-il katolik”), gw cringe ama novel ini.

Zee membayangkan begitu hebat imajinasi Gene Roddenberry, sang pencipta Star Trek, karena ia bisa membuat berbagai cerita menakjubkan tentang penjelajahan makhluk-makhluk cerdas dari berbagai galaksi dengan wahana federasi, dilengkapi berbagai teknologi fiktif masa depan.
Sebagian teknologi khayalan dalam Star Trek banyak yang menjadi kenyataan saat ini, walaupun banyak juga khayalan yang terlalu liar sampai-sampai menjelajah jau ke balik cakrawala sains.

Udah lah, saat gw nulis artikel ini, Perpusnas mau tutup jadinya gw kasih rating novel yang ini: 3/10.

AudioAnimatronic1874 signing off.

NEXT (maybe): Gw bakal review pameran temporer GalNas: Instrumenta #2.